Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Tim AIDeX di Camp 4 Gunung Denali

Gambar
Summit attack dari Camp 5 menuju puncak bisa saja menjadi klimaks bagi tim AIDeX - WANALA UNAIR ini. Namun yang tak kalah penting dan krusial adalah kondisi di Camp 4. Cuaca buruk di jalur Camp 4 – Camp 5 – puncak memaksa tim bermalam lebih lama bersama pendaki lain yang juga terjebak tidak bisa melanjukan perjalanan. 

Secuil Yang Saya Rindukan Dari Jogja

Kata teman saya Sri Sultan Irham, Jogja (provinsi Yogyakarta tepatnya) itu isinya candi, canda, dan candu. Provinsi yang dapat memberikan ribuan kenangan bagi yang mengunjunginya. Mulai dari Malioboro, Titik Nol, Borobudur, Prambanan, Parangtritis, Bakpia, Lempuyangan, angkringan dan banyak lainnya. Memang sangat indah untuk dikenang. Saya sendiri pun cukup menikmati berbagai atraksi di sana. Apalagi saat melihat anak kecil yang bermain bersama bapak ibunya di Titik Nol. Namun satu hal yang membuat saya senang dan sangat terkejut saat berada di Jogja, juru parkir.

Sumber Air di Denali (Part 2)

Gambar
Melanjutkan postingan sebelumnya (kalau belum baca, klik di sini ), kali ini mengenai cara kami menyimpan air yang sudah siap konsumsi tersebut. Jadi, masing-masing dari kami membawa botol nalgene 1 Liter dan 1 termos 0,75 Liter. Untuk kebutuhan minuman hangat seperti kopi, susu, bandrek dll biasanya setelah air mendidih kami langsung mengolahnya menjadi siap minum. Dan tak lupa juga kami siapkan air panas ready stock di termos dan air siap minum di botol nalgene.

Sumber Air di Denali (Part 1)

Gambar
Salah satu yang sering ditanyakan saat tim AIDeX   WANALA UNAIR mendaki gunung denali pada 2017 adalah sumber air, baik itu untuk kebutuhan minum ataupun memasak. Pada dasarnya di Denali tidak ada sumber air seperti di gunung-gunung Indonesia pada umumnya. Lalu menjawab pertanyaan tersebut, dari mana kami mendapat pasokan air minum ?

Di Antara Talkeetna dan Base Camp Denali

Gambar
Pertama kalinya saya mendapati delay pada pesawat yang akan saya tumpangi. Delay -nya pun tak tanggung-tanggung, sehari bahkan bisa lebih. Pesawat itu rencananya akan mengantar saya beserta tim AIDeX WANALA UNAIR dari Talkeetna, Alaska menuju Base Camp Gunung Denali. Di Talkeetna sendiri landasan pacunya kurang lebih sama dengan landasan pacu pada umumnya, hanya saja lebih kecil dan terbuka. Sementara itu di Base Camp Denali, pesawat yang datang harus bisa terbang & mendarat berlandaskan gletser. Hal itu pula yang membuat pesawat sering kali menunda penerbangan atau malah putar balik ke Talkeetna, walaupun tinggal sedikit lagi mencapai Base Camp Denali. Berfoto di depan pesawat yang digunakan terbang Talkeetna – Base Camp Denali