19 Agustus 2019 malam seperti hari-hari sebelumnya di pos relawan gemba Lombok, tepatnya Rumah Sakit Lapangan Ksatria Airlangga kami para relawan sudah ada yang mulai beristirahat. Termasuk saya, yang setiap malam tidur di tenda pleton TNI yang berisikan logistik operasional rumah sakit dan berbagai macam bantuan lainnya.
22 Januari 2019, hari pertama kami melakukan pendakian Gunung Argopuro. Jalur Baderan – Bermi lah yang kami pilih. Tim kami berjumlah 6 orang, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka adalah Roby , Solikin , Bia , Rufa , Maul , dan tentu saja saya sendiri . Seperti biasa, baju salewa merah lengan panjang menjadi baju andalan saya. Baju yang sudah menemani perjalanan saya kurang lebih 5 tahun.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan es & salju pasti identik dengan dingin. Ya benar sih, salju & es memang dingin, bisa sangat dingin malahan. Lalu bagaimana dengan gunung es bersalju ? Pada mulanya saya pun mengira seperti itu, saat mendaki Gunung Denali saya berfikiran pasti dingin dan butuh lapisan pakaian hangat supaya tidak kedinginan.
Tenda merupakan salah satu perlengkapan penting saat kita berkegiatan di alam bebas, apalagi yang membutuhkan waktu berhari-hari. Tenda berfungsi sebagai tempat istirahat dan berlindung dari berbagai ancaman di alam bebas seperti angin, hujan, terik panas matahari langsung dan lain sebagainya. Saat pendakian ke Denali 2017 yang lalu, kami membawa total 3 tenda. 2 tenda The North Face VE 25 untuk tidur dan berlindung saat camp , dan 1 tenda dapur MHW Mega Light. Yang menarik bagi saya adalah tenda dapur tersebut. Bentuknya persegi dengan 1 ujung di tengah atas menyerupai piramida.